Setelah Diberi MPASI, Anak-anak Malah Diare. Apa Yang Harus Dilakukan?

Setelah Diberi MPASI, Anak-anak Malah Diare. Apa Yang Harus Dilakukan?

MPASI atau makanan pendamping ASI sangat disarankan mulai diberikan saat bayi berusia 6 bulan. Setelah itu porsinya terus ditambah hingga usia 2 tahun.

Ada banyak manfaat yang didapat dari pemberian MPASI ini, salah satunya untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak.

Selain itu, pemberian MPASI dilakukan untuk memudahkan Ibu menyusui menyapih anak-anaknya, sekaligus mulai membiasakan anak-anak mulai belajar mandiri.

Tapi terkadang saat pertama kali diberi MPASI, bayi langsung mengalami masalah pencernaan, seperti sembelit atau diare.

Kondisi ini tentu akan membuat Anda merasa sedih, bahkan panik jika diare yang terjadi cukup hebat. Sebenarnya, kenapa ini bisa terjadi dan bagaimana solusinya?

Solusi Diare Setelah Diberi MPASI

Seperti dijelaskan di atas, sebenarnya bukan hanya diare, tapi terkadang muncul juga masalah sembelit.

Bayi yang mengalami masalah pencernaan saat mulai diberi MPASI merupakan hal yang wajar, mengingat sistem pencernaannya belum terbentuk sempurna.

Biasanya masalah ini terjadi selama 2-3 hari dengan tingkat keparahan diare yang rendah. Untuk mengatasinya, hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari tahu sumber permasalahannya.

Diare pada bayi setelah diberi MPASI bisa disebabkan karena sistem pencernaannya belum beradaptasi dengan makanan padat, sehingga menimbulkan reaksi seperti diare atau sembelit.

Kondisi ini umumnya ditandai dengan feses encer, namun mulai padat seiring berjalannya waktu.

Selain itu, anak-anak pun cenderung bersikap normal, atau tidak rewel. Jika kondisi ini yang terjadi, berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:

  • Perhatikan sumber makanan si kecil. Pastikan semuanya dimasak dengan cara benar, dan pastikan sebuah bahan, alat masak, dan alat makan yang digunakan benar-benar steril.
  • Perhatikan tekstur dari makanan yang Anda berikan, pastikan benar-benar lembut agar si kecil bisa dengan mudah menelannya, tanpa menimbulkan masalah di pencernaannya.
  • Jangan berikan MPASI yang dibumbui dengan bumbu yang kuat. Lebih disarankan untuk menjauhi gula, garam, minyak dan bumbu tambahan lainnya.
  • Perhatikan waktu makan. Untuk tahap awal, MPASI hanya berperan sebagai pendamping saja, atau makanan sela. Bisa diberikan satu kali per hari.
  • Berikan dalam porsi kecil, kemudian tunggu reaksinya selama 1-2 jam. Jika si kecil baik-baik saja, Anda bisa melanjutkan memberikan menu serupa.

Jika anak mengalami diare, tetap tenang dan jangan berhenti memberikan MPASI. Hanya saja, porsinya dikurangi dengan jarak makan yang lebih renggang.

Anda bisa mengevaluasi menu yang diberikan, dan lebih sering dan lebih banyak memberikan ASI bagi si kecil.

Perhatikan Tanda Bahaya

Meski ini hal yang biasa, namun Anda jangan menganggap diare pada bayi sebagai hal yang enteng.

Jika tidak ditangani dengan cara yang tepat, diare pada bayi bisa berkembang menjadi semakin parah, bahkan beresiko menyebabkan kematian.

Selain itu, tidak semua diare yang terjadi pada anak disebabkan oleh faktor ketidaksiapan organ pencernaan, tapi juga bisa disebabkan oleh virus dan bakteri, yang paling umum adalah rotavirus.

Virus ini tergolong sangat berbahaya dan harus mendapat perhatian yang lebih serius.

Berikut beberapa sinyal bahaya diare pada bayi yang wajib Anda perhatikan.

  • Frekuensi buang air kecil mengalami penurunan.
  • Si kecil terlihat sangat lemah dan kelelahan
  • Terlihat gelisah, dan menjadi sangat rewel
  • Si kecil jadi tidak mau makan atau minum
  • Bibir tampak kering dan pecah-pecah
  • Mata si kecil terlihat cekung

Jika Anda mendapati gejala-gejala tersebut, atau diare pada anak sudah berlangsung selama 2×24 jam dan tidak menunjukan adanya perbaikan kondisi, segera hubungi dokter untuk dilakukan pemeriksaan.

Referensi:

  1. Healthline. Diakses pada 2021. What’s Giving Your Baby Diarrhea?
  2. Baby Centre. Diakses pada 2021. Diarrhoea in Babies.
  3. WebMD. Diakses pada 2021. Diarrhea in Babies.