Diare bisa disebabkan karena banyak faktor, salah satunya infeksi bakteri. Ada beberapa jenis bakteri yang biasa menyerang sistem pencernaan, dan menyebabkan kondisi ini, adalah Escherichia coli atau E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter dan Vibrio cholerae.
Untuk mengatasinya, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik untuk mengendalikan populasi bakteri tersebut, sehingga sistem pencernaan kembali sehat.
Pilihan obat antibiotik sendiri cukup banyak, tapi ingat, jangan asal konsumsi antibiotik, ada aturan khusus yang wajib Anda ketahui.
Aturan Wajib Konsumsi Antibiotik
Antibiotik merupakan jenis obat yang takaran dosis dan aturan pakainya harus diawasi ketat oleh dokter.
Hal ini dilakukan untuk menurunkan resiko resistensi bakteri, atau kondisi ketika bakteri kebal dengan antibiotik, sehingga dibutuhkan dosis antibiotik yang lebih besar untuk merasakan efeknya.
Selain itu, resistensi antibiotik bisa menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun, sehingga tubuh akan lebih mudah terkena infeksi.
Untuk menurunkan resiko tersebut, berikut beberapa hal yang wajib Anda perhatikan sebelum konsumsi antibiotik.
Konsumsi antibiotik sesuai dosis dan jadwal yang ditentukan. Selain itu, hindari menggunakan resep lama atau resep milik orang lain saat membeli obat tersebut.
Konsumsi antibiotik sampai habis sesuai yang diresepkan (meski diare Anda susah sembuh). Setelah itu, buang resepnya untuk menghindari penggunaan resep secara berulang.
Jangan melewatkan jadwal konsumsi antibiotik. Jika terlewat, konsumsi satu dosis. Jangan mengkonsumsi antibiotik secara double, meski untuk mengganti jadwal yang terlewat.
Antibiotik merupakan jenis obat sekali pakai, Anda tidak boleh menyimpan stok obat tersebut, meski tujuannya untuk berjaga-jaga jika suatu saat nanti diare kambuh kembali.
Selain itu, pastikan untuk memberikan informasi obat yang Anda konsumsi, termasuk vitamin atau jenis suplemen lainnya.
Hal ini dilakukan agar dokter bisa memberikan dosis antibiotik sesuai dengan kebutuhan tubuh Anda, sekaligus menurunkan resiko kontradiksi obat.
Pilihan Obat Antibiotik Untuk Mengatasi Diare
Jika Anda sudah memahami aturan penggunaan obat antibiotik, berikut merupakan beberapa jenis antibiotik yang biasanya digunakan dokter untuk mengatasi diare.
Tapi ingat aturan utamanya, pastikan mengkonsumsi antibiotik sesuai dengan resep dokter.
1. Cotrimoxazole
Cotrimoxazole merupakan jenis antibiotik yang mengandung trimetoprim dan sulfametoksazol. Obat ini biasanya diresepkan untuk mengatasi diare yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli (E. coli).
Obat ini bisa dikonsumsi anak-anak, tapi tidak bagi mereka yang alergi sulfonamide.
Bagi orang dewasa, dikonsumsi yang disarankan adalah, 2 tablet per hari (pagi dan malam), sementara untuk anak-anak, dosisnya disesuaikan dengan berat badan dan kondisi lainnya.
2. Cefixime
Cefixime banyak digunakan untuk mengatasi diare yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi.
Antibiotik golongan sefalosporin ini terkadang menimbulkan efek samping, seperti rasa tidak nyaman di perut dan munculnya mual.
Makanya sangat disarankan untuk menjalankan diet BRAT untuk menyertai konsumsi Cefixime.
Selain itu, jika diare yang Anda derita berlangsung lebih dari 24 jam, dengan frekuensi BAB yang cukup sering, dan feses disertai darah, pastikan untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
3. Metronidazole
Metronidazole merupakan jenis antibiotik yang berbentuk suspensi oral atau cairan dan biasa dikonsumsi untuk mengatasi infeksi bakteri pada usus dan lambung. Obat ini biasanya dikonsumsi sebanyak 250-750 mg, dikonsumsi tiga kali sehari selama 7-10 hari.
Terkadang Metronidazole juga diresepkan dalam bentuk tablet. Jika Anda menerima obat jenis ini, konsumsi dengan cara menelannya langsung dengan bantuan air.
Dilarang menggerus atau memotong obat menjadi beberapa bagian agar mudah dikonsumsi, dan pastikan gunakan takaran yang tepat.
4. Azithromycin
Azithromycin merupakan antibiotik golongan makrolida. Biasanya obat ini dikonsumsi untuk mengatasi diare yang disebabkan oleh bakteri Campylobacter jejuni.
Hal ini telah dibuktikan lewat penelitian tahun 2017, dan dipublikasikan dalam International Journal of Infectious Disease.
Antibiotik yang biasa digunakan untuk wisatawan ini kerap menimbulkan efek samping seperti sakit perut ringan, mual dan muntah, perut kembung, dan terkadang memunculkan reaksi sembelit. Efek samping tersebut umumnya bersifat ringan dan bisa sembuh sendiri.
5. Ciprofloxacin
Ciprofloxacin merupakan golongan fluorokuinolon, jenis antibiotik yang secara khusus digunakan untuk mengatasi diare akibat infeksi bakteri Campylobacter jejuni dan Salmonella enteritidis. Obat ini tergolong cepat dan lebih mudah diserap usus.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Infectious Disease, obat ini cukup ampuh mengatasi diare yang tidak bisa diatasi dengan mengkonsumsi cefixime atau cotrimoxazole. Maka dari itu, penggunaannya harus diawasi dengan ketat.
Selain kelima jenis antibiotik di atas, ada beberapa jenis obat antibiotik lainnya yang bisa digunakan untuk mengatasi diare, seperti Levofloxacin dan beberapa jenis obat antibiotik lainnya.
Tapi ingat, pastikan Anda tetap memperhatikan aturan pakai obat antibiotik tersebut.
Referensi:
- NIH. Diakses pada 2021. Antibiotic Therapy for Acute Watery Diarrhea and Dysentery
- WebMD. Diakses pada 2021. Understanding Diarrhea-Prevention
- NHS. Diakses pada 2021. Side effects of antibiotics