Diare bisa menyerang siapa saja, termasuk bayi yang baru mengenal MPASI. Meski masuk dalam kategori penyakit ringan, tapi diare tidak bisa dianggap enteng. Angka kematian bayi akibat diare sangat tinggi, mencapai 525 ribu bayi dan balita di dunia per tahunnya.
Di Indonesia sendiri prevalensi diare pada balita sesuai data Riskesdas 2018 meningkat menjadi 18,5% dari 12,3% pada 2013. Sedangkan angka kematian bayi dan balita akibat diare masih tergolong tinggi, mencapai 25–30%. Inilah alasan kenapa Anda harus peka dengan penyakit ini, termasuk mengetahui penyebab utama kenapa diare menyerang si Kecil.
Berikut merupakan beberapa penyebab umum diare yang sering menyerang bayi dan balita.
1. Perubahan Pola Makan
Selain tetap mengasup ASI hingga usia 2 tahun, setelah mencapai usia 6 bulan biasanya bayi akan mulai diperkenalkan dengan MPASI. Bagi beberapa bayi, perubahan pola makan ini bisa menyebabkan masalah pencernaan seperti sembelit hingga diare.
Makanya penting untuk mengetahui makanan apa saja yang membuat si kecil mengalami diare, kemudian catat dan usahakan untuk membatasinya di kemudian hari. Selain jenis makanan, cara pemberian dan frekuensi pemberian MPASI pun harus diperhatikan.
Anda bisa mulai memberi MPASI dengan menggunakan bubur tim atau pisang yang dilumatkan sehari sekali, kemudian ditingkatkan menjadi dua kali sehari.
2. Terlalu Banyak Konsumsi Makanan Tinggi Serat
Saat masih berusia dibawah 1 tahun, sistem pencernaan bayi masih belum terbentuk sempurna. Makanya penting untuk memperhatikan jenis makanan yang Anda berikan. Pilih makanan bergizi seimbang, dan batasi makanan tinggi serat, seperti kacang-kacangan atau jenis buah tertentu.
Makanan tinggi serat bisa mendorong sistem pencernaan bekerja lebih cepat, dan membuat feses menjadi encer. Selain itu, batasi juga pemberian jus buah, terutama buah yang mengandung citrus. Kandungan asamnya yang tinggi bisa menyebabkan diare pada bayi.
Beberapa makanan yang disarankan digunakan sebagai MPASI adalah, wortel atau buncis kukus sebagai finger food, apel dan pisang yang dilumatkan, alpukat dan bubur beras merah.
3. Infeksi Bakteri
Sama seperti orang dewasa, bayi pun bisa terkena infeksi bakteri, virus dan parasit. Biasanya diare yang disebabkan karena infeksi bakteri, virus, dan parasit kerap diiringi dengan gejala tambahan, seperti bayi rewel karena sakit perut, muntah, hingga demam.
Beberapa jenis bakteri dan virus yang wajib Anda waspadai adalah Salmonella, E. coli, Giardia, Rotavirus, dan Cryptosporidium. Diare karena masalah infeksi ini wajib diwaspadai, Anda wajib segera memeriksakan si kecil ke dokter jika diare tidak mereda selama 2×24 jam.
Menurut Stanford Children’s Health, ada beberapa aktivitas bayi yang wajib Anda waspadai dan disinyalir sebagai pintu masuknya bakteri, virus, dan parasit ke dalam tubuh si kecil, diantaranya:
- Bayi mengkonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.
- Bayi mengkonsumsi makanan yang masih mentah, atau setengah matang.
- Bayi berenang di air yang terkontaminasi oleh virus, dan bakteri.
- Bayi suka menggigit kuku, menggigit mainan, kain atau memasukkan jarinya ke mulut.
- Anda memberikan finger food yang kotor atau terkontaminasi bakteri.
Maka dari itu, penting untuk menjaga kebersihan bayi dan lingkungannya, termasuk memastikan mainan yang digunakannya steril. Jangan lupa cuci bersih mainan si kecil secara berkala, minimalnya 1 minggu sekali, atau jika ingin lebih baik, segera cuci setelah digunakan.
4. Masalah Kesehatan Tertentu
Dilansir dalam Mayo Clinic, tanpa sadar bayi bisa mengalami masalah kesehatan tertentu. Biasanya, diare yang dialami si kecil hanya berperan sebagai gejalanya, dan diare yang disebabkan karena penyakit tertentu bisa bisa bersifat akut hingga kronis.
Berikut merupakan beberapa penyakit yang bisa membuat si kecil mengalami diare.
- Diare disebabkan karena penyakit celiac biasanya muncul setelah si kecil mengkonsumsi makanan yang mengandung gluten, seperti olahan gandum, pasta dan roti gandum.
- Diare yang disebabkan oleh alergi atau intoleransi makanan tertentu, seperti intoleransi laktosa, alergi kacang-kacangan, telur, dan makanan laut.
- Diare akibat penyakit Crohn biasanya muncul pada anak yang mengalami masalah kesehatan terkait sistem imun. Penyakit ini bisa muncul juga sebagai imbas dari faktor keturunan.
- Diare akibat cystic fibrosis. Kondisi ini biasanya diiringi dengan feses yang sedikit kental dan berlendir. Meski kondisi ini terbilang langka, namun Anda tetap wajib waspada.
- Penyakit Hirschsprung termasuk langka, dan kebanyakan kasus merupakan kondisi bawaan lahir. Biasanya diare akibat penyakit ini sudah terjadi sejak si kecil lahir atau akut.
Terlepas dari penyebabnya, diare tidak bisa dianggap enteng. Penanganan yang cepat dan tepat bisa menyelamatkan anak Anda dari kondisi yang tidak diinginkan.