Kenali Penyebab dan Gejala Muntaber yang Perlu Diwaspadai

Kenali Penyebab dan Gejala Muntaber yang Perlu Diwaspadai

Pernahkah Anda mengalami muntaber (muntah berak)? Penyakit yang dalam bahasa medis disebut gastroenteritis ini terjadi akibat infeksi karena peradangan pada sistem pencernaan.

Peradangannya menyerang lambung, usus besar, dan usus kecil. Apa penyebab muntaber dan seperti apa gejalanya yang perlu diwaspadai?

Penyebab muntaber

Sebagian besar muntaber disebabkan oleh virus, tapi tidak menutup kemungkinan kalau bakteri atau parasit menjadi faktor penyebab lainnya.

Infeksi ini meluas lewat makanan atau minuman yang sebelumnya berkontak dengan orang yang memiliki infeksi.

Berikut penyebab muntaber yang perlu diwaspadai:

Norovirus

Ini adalah penyebab muntaber atau flu perut yang paling umum terjadi pada semua kalangan, baik anak-anak maupun orang dewasa.

Mengutip dari Mayo Clinic, norovirus bisa menyebar melalui perkumpulan yang di dalamnya sudah ada yang terinfeksi, misalnya teman, keluarga, atau rekan kerja.

Namun dalam kebanyakan kasus, virus ini lebih cepat menyebar dari kontak lewat makanan dan minuman yang terkontaminasi.

Rotavirus

Penyakit yang satu ini menjadi penyebab utama muntaber pada anak-anak. Biasanya rotavirus ditularkan lewat jari-jari atau benda lain yang terkontaminasi virus, kemudian masuk ke dalam mulutnya.

Bayi dan anak-anak paling rentan mengalami ini karena sedang masuk fase oral atau memasukkan banyak benda ke dalam mulutnya.

Tidak heran bila saat ini rotavirus dimasukkan ke dalam imunisasi yang disarankan untuk menekan jumlah infeksi. Orang dewasa yang memiliki rotavirus tidak memiliki gejala, tapi masih bisa menyebarkan virus.

Setelah terinfeksi, gejala rotavirus akan muncul setelah dua hari. Di jeda dua hari ini tubuh masih terasa bugar tapi virus sedang berkembang biak di dalam tubuh, ini disebut masa inkubasi. Penting untuk Anda mengatasi diare di rumah.

Adenovirus

Cara penyebaran virus ini lewat kontak kulit dari satu orang ke orang lainnya, seperti bersalaman. Adenovirus biasanya menyerang orang-orang yang sistem imun atau kekebalan tubuhnya lemah.

Mengutip dari Center of Disease Control and Prevention (CDC), adenovirus bisa menyebar lewat orang yang sudah lama sembuh dari muntaber tetapi mereka masih memiliki virus bawaan.

Virus yang satu ini bisa menempel pada permukaan benda dalam jangka waktu yang cukup lama. Ketika Anda memegang benda itu dan menyentuh wajah dan mulut, kemungkinan untuk terpapar virus muntaber sangat tinggi.

Astrovirus

Virus yang satu ini menyerang bayi, anak-anak, dan lansia yang sistem kekebalan tubuhnya lemah. Infeksi yang disebabkan oleh astrovirus tidak separah bila diakibatkan oleh norovirus dan rotavirus.

Maka dari itu, muntaber karena astrovirus jarang memerlukan penanganan kesehatan khusus. Biasanya hanya diberikan obat diare untuk pertolongan pertama pada anak.

Baca juga: Penyebab Buang Air Besar Cair dan Cara Mengatasinya

Bakteri penyebab muntaber

Selain virus, bakteri juga menjadi penyebab muntaber (muntah berak). Ada berbagai jenis bakteri yang menyebabkan penyakit ini, yaitu:

  • Yersinia, bakteri yang ada di dalam daging babi
  • Salmonella dan staphylococcus, bakteri produk susu yang tidak melewati proses pemanasan
  • Shigella, bakeri di dalam kolam renang
  • Campylobacter, bakteri yang ditemukan dalam daging ayam, burung, bebek
  • E. Coli, bakteri di dalam daging sapi mentah dan salad

Anda bisa terinfeksi bakteri dari makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh parasit tersebut. Makanan bisa terkontaminasi bakteri dari cara penyimpanan dan pengolahan yang kurang tepat. Makanan tersebut bisa memicu infeksi dan peradangan di pencernaan.

Selain dari makanan dan minuman, Anda bisa terinfeksi bakteri penyebab muntaber bila bersentuhan dengan orang yang memiliki penyakit tersebut.

Bakteri bisa menular lewat kontak kulit langsung, misalnya tidak mencuci tangan setelah buang air dan bersalaman dengan orang yang terinfeksi.

Bila Anda sedang diare, ketahui makanan yang aman untuk dikonsumsi tanpa merusak sistem pencernaan.

Berbagai gejala muntaber

Gejala yang paling utama dari penyakit ini adalah diare yang diakibatkan oleh infeksi pada usus besar. Hal tersebut membuat tubuh kehilangan kemampuan untuk menahan cairan di perut, lalu tinja atau feses berubah menjadi cair.

Namun selain diare, ada beberapa gejala muntaber yang bisa dialami oleh Anda:

  • Kram perut yang sangat sakit
  • Demam di atas 39 derajat celcius dan tubuh mengeluarkan keringat
  • Mual dan muntah
  • Sulit menahan buang air besar
  • Kulit lebih lembap
  • Nyeri otot dan sendi
  • Berat badan turun

Gejala ini tergantung dari penyebabnya, bisa terjadi 1-3 hari setelah terinfeksi dan muntaber bisa berlangsung selama 1-2 hari.

Tanda dan gejala muntaber pada anak

Setelah bakteri, virus, atau parasit penyebab muntaber berhasil mengganggu kesehatan anak, tanda dan gejala muntaber umumnya muncul sekitar sehari setelah terinfeksi.

Gejala dapat berlangsung beberapa hari hingga seminggu. Namun, pada kasus tertentu, muntaber bisa berlangsung lebih dari satu minggu.

Gejalanya:

  • Muntah, berlangsung dua sampai tiga hari
  • Diare, dari dua sampai sepuluh hari
  • Demam
  • Mual
  • Sakit perut
  • Kehilangan selera makan
  • Sakit kepala
  • Kondisi badan tidak prima

Mengingat gejala muntaber pada anak meliputi muntah dan diare, ada kemungkinan ia dapat mengalami dehidrasi. Kekurangan cairan atau dehidrasi sendiri tak boleh diremehkan.

Harap segera konsultasi dengan dokter jika anak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, seperti:

  • Jarang buang air kecil
  • Air mata sedikit atau tidak ada ketika menangis
  • Air seni berwarna gelap
  • Mata dan pipi terlihat cekung
  • Bibir dan mulut kering

Seperti yang sudah dijelaskan, muntaber ini dapat menyebar dengan mudah. Apabila anak mengalami muntaber, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk kesehatan sesama. Pertama, jika memungkinkan, anak tidak berada dekat dengan anak-anak lain agar tidak menginfeksi yang lain.

Kemudian, setiap anggota keluarga harus selalu menjaga kebersihan tangan ketika ada anak yang terkena muntaber. Tak lupa agar anak tidak berbagi makanan atau minuman terlebih dahulu dengan orang lain.

Mengatasi muntaber pada anak

Pengobatan muntaber umumnya berfokus pada menjaga kadar cairan di dalam tubuh. Ini perlu dilakukan karena muntah-muntah dan diare mengganggu kadar cairan tubuh dan tidak boleh dibiarkan.

Maka dari itu, anak yang mengalami muntaber harus diberikan cairan rehidrasi oral, seperti oralit. Selain minum oralit untuk menjaga kadar cairan di dalam tubuh, stop gejala diare dengan Entrostop Herbal Anak.

Memilih obat diare untuk anak ini sebaiknya yang mengandung ekstrak jambu biji, teh, jahe, dan kunyit karena efektif menyerap racun penyebab diare, memperbaiki frekuensi BAB, serta kepadatan feses. Dengan begitu, anak dapat kembali pulih dan beraktivitas dengan ceria.

Referensi:

  1. (COVID-19), C., Health, E., Disease, H., Disease, L., Management, P., & Conditions, S. et al. (2020). Gastroenteritis (Stomach ‘Flu’). Retrieved 28 April 2020.
  2. Adenovirus | Symptoms | CDC. (2020). Retrieved 28 April 2020.
  3. Viral gastroenteritis (stomach flu) – Symptoms and causes. (2020). Retrieved 28 April 2020.
  4. https://www.cdc.gov/adenovirus/about/index.html
  5. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/norovirus/symptoms-causes/syc-20355296