Dari berbagai keluhan yang muncul selama masa kehamilan, diare termasuk salah satu yang kerap terjadi pada ibu hamil. Bukan hanya sakit perut, ibu hamil juga bisa mengalami frekuensi buang air besar (BAB) yang meningkat lebih sering daripada biasanya.
Penting untuk memahami penyebab dan gejala diare pada ibu hamil agar bisa cepat ditangani. Simak ulasannya di bawah ini, ya!
Apa penyebab diare pada ibu hamil?
Diare secara harfiah adalah kondisi ketika terjadi peningkatan pada frekuensi buang air besar menjadi lebih dari tiga kali dalam kurun waktu 24 jam.
Diare sebenarnya dapat dialami oleh siapa saja dan kapan saja, tak terkecuali ibu hamil. Ada berbagai penyebab diare yang kerap dikeluhkan ibu pada saat hamil, yakni sebagai berikut:
Perubahan kadar hormon
Salah satu penyebab diare yang dialami ibu hamil yakni karena kadar hormon yang berubah di dalam tubuh. Perubahan pada kadar hormon, seperti hormon prostaglandin, di masa kehamilan ini dapat meningkat kerja sistem pencernaan.
Alhasil, proses pencernaan makanan yang berlangsung terlalu cepat ini kemudian menyebabkan Anda mengalami diare saat hamil.
Mengutip dari American Pregnancy Association, perubahan hormon ini merupakan hal yang normal dialami oleh setiap ibu hamil.
Biasanya, ibu hamil mengalami diare di masa awal kehamilan sebagai akibat dari berubahnya kadar hormon di dalam tubuh.
Perubahan asupan makanan
Ketika tahu dirinya sedang hamil, biasanya ibu hamil akan makan mengubah asupan makanannya guna memastikan zat gizi bayi terpenuhi dengan baik.
Perubahan pada asupan makanan ibu inilah yang kemudian menyebabkan munculnya gejala diare.
Lebih sensitif terhadap makanan tertentu
Penyebab lain diare saat hamil yakni karena tubuh Anda biasanya cenderung menjadi lebih sensitif saat sedang mengandung.
Mungkin biasanya tidak ada keluhan saat makan makanan tertentu. Namun berbeda pada ibu hamil, beberapa makanan bisa menjadi lebih sensitif sehingga membuat Anda rentan mengalami diare.
Infeksi bakteri dan virus penyebab diare pada ibu hamil
Kontaminasi dari bakteri dan virus yang hadir di dalam makanan dan minuman tak jarang juga dapat menjadi penyebab ibu hamil mengalami diare.
Ketika bakteri dan virus pada makanan tanpa sadar dikonsumsi oleh ibu hamil, kedua organisme tersebut dapat masuk ke sistem pencernaan.
Asupan vitamin yang dikonsumsi selama masa kehamilan
Mengkonsumsi vitamin prenatal memang sangat disarankan karena baik untuk kesehatan bunda sebagai bumil dan bayi yang berada dalam kandungan. Tetapi vitamin ini pada sebagian ibu hamil memiliki efek diare.
Alhasil, Anda kemudian mengeluhkan adanya berbagai gejala diare di masa kehamilan ini.
Apa saja gejala diare pada ibu hamil?
Diare memang dapat segera sembuh nantinya. Akan tetapi, diare yang terjadi terus menerus berisiko menyebabkan ibu hamil kehilangan cairan sehingga mengalami gejala dehidrasi.
Jadi, perhatikan berbagai gejala diare pada ibu hamil berikut ini:
Sering buang air besar (BAB)
Gejala yang paling mudah diamati saat ibu hamil mengalami diare yakni frekuensi buang air besar (BAB) yang menjadi lebih sering.
Biasanya, seseorang dikatakan mengalami diare ketika buang air besar (BAB) .lebih dari tiga kali dalam kurun waktu 24 jam.
Intinya, diare membuat Anda tidak bisa menolak untuk bolak-balik ke kamar mandi berkali-kali dalam sehari.
Tekstur feses berubah
Selain frekuensi BAB yang lebih sering, diare pada ibu hamil juga ditandai dengan perubahan tekstur feses. Normalnya, feses berbentuk padat sebagai tanda Anda tidak sedang mengalami diare.
Sementara saat sedang diare, tekstur feses menjadi lebih cair atau bahkan cenderung sangat berair (>70% air).
Kondisi feses berbeda
Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan ciri feses yang normal. Namun, ketika diare terjadi termasuk di masa kehamilan, jika diare akibat infeksi kuman tertentu, Anda akan menemukan adanya darah dan lendir pada feses.
Sakit perut
Karena sering bolak balik ke kamar mandi, perut ibu hamil yang sedang mengalami diare biasanya akan terasa sakit. Keluhan ini wajar dan dapat kembali sembuh setelah diare hilang dan kondisi Anda telah membaik.
Nah, agar gejala diare tidak semakin memburuk bahkan hingga menyebabkan dehidrasi yang berbahaya bagi ibu hamil, sebaiknya terapkan penanganan yang tepat.
Salah satu cara untuk mengobati diare saat hamil bisa dengan minum obat yang aman seperti Entrostop. Entrostop memiliki kandungan attapulgite dan pectin yang membantu menyerap virus, bakteri, dan racun penyebab diare. Obat ini aman dikonsumsi saat hamil, karena bekerja di usus dan tidak diserap tubuh.
Dengan begitu, tekstur feses serta frekuensi buang air besar dapat kembali normal. Kandungan tersebut cukup aman untuk ibu hamil asalkan diminum sesuai petunjuk dan dosis yang dianjurkan.
Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter bila gejala diare masih terus berlangsung di masa kehamilan.
Referensi
- Diarrhea During Pregnancy. Retrieved 28 April 2020, from https://americanpregnancy.org/pregnancy-concerns/diarrhea-during-pregnancy/
- What to Know About Diarrhea During Pregnancy. Retrieved 28 April 2020, from https://www.medicalnewstoday.com/articles/324941#is-it-normal
- Diarrhea. Retrieved 28 April 2020, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diarrhea/symptoms-causes/syc-20352241
- How Diarrhea Happens During Pregnancy. Retrieved 28 April 2020, from https://www.verywellfamily.com/diarrhea-in-pregnancy-4163950
- Pectin. Retrieved 28 April 2020, from https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-500/pectin