Penyebab BAB Cair dan Cara Mengatasinya

Penyebab BAB Cair dan Cara Mengatasinya

Feses yang berbentuk cair tidak selalu berarti diare. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diare merupakan kondisi saat seseorang buang air besar sebanyak tiga kali atau lebih sering dari biasanya. Oleh sebab itu, bentuk feses yang cair belum tentu diare. Yuk, kenali penyebab BAB cair dan cara mengatasinya di sini.

Penyebab BAB cair

Ada berbagai macam pemicu BAB cair. Umumnya, tidak perlu khawatir jika BAB cair hanya terjadi sekali. Namun, tidak ada salahnya untuk mengetahui mengapa bentuk feses dapat menjadi cair:

Makanan dan minuman

Penyebab BAB cair yang umum adalah konsumsi makanan dan minuman tertentu. Contohnya adalah mengonsumsi minuman beralkohol dan berkafein secara berlebihan. Terlalu banyak menenggak anggur favorit Anda dapat menyebabkan BAB cair di keesokan harinya.

Begitu pula jika tidak bijak dalam mengonsumsi kopi. Minuman berkafein sendiri memiliki efek seperti pencahar. Alhasil, mengonsumsi kopi, seperti lebih dari tiga gelas dapat memicu bentuk feses menjadi lembek dan cair.

Fruktosa

Fruktosa merupakan gula alami yang umum terdapat pada buah-buahan manis serta madu. Selain itu, senyawa ini juga dapat ditemukan pada permen, minuman ringan, dan bahan pengawet. Mengonsumsi terlalu banyak hal-hal tersebut dapat menyebabkan perubahan pada tekstur feses dan biasanya menjadi salah satu penyebab diare pada anak.

Tambahan juga, banyak makan atau minum yang mengandung fruktosa juga membuat seseorang lebih sering BAB.

Keracunan makanan

Keracunan makanan merupakan salah satu penyebab BAB cair. Ini merupakan kondisi yang terjadi akibat mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman. Mengutip dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), gejala keracunan makanan dapat terjadi beberapa jam atau hari setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang “kotor”.

Selain menyebabkan tekstur feses menjadi cair, penyebab lain dari keracunan makanan adalah:

  • Sakit atau kram perut
  • Mual
  • Muntah
  • Demam

Efek samping obat-obatan

Sebelum membeli obat-obatan, harap memperhatikan label pada kemasan. Sejumlah obat-obatan kerap menyatakan diare sebagai efek samping yang dapat timbul. Contoh obat yang bisa menyebabkan BAB cair adalah:

  • Obat antasid dengan kadar magnesium yang tinggi
  • Antibiotik karena jenis obat ini mungkin saja mengganggu keseimbangan bakteri yang hidup di usus
  • Obat-obatan yang digunakan di kemoterapi
  • Obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh
  • Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)

Selain itu, beberapa tanaman herbal juga memiliki sifat sebagai pencahar alami, seperti daun senna. Suplemen vitamin, mineral, atau lainnya juga mungkin menyebabkan BAB cair. Oleh sebab itu, selalu cek label pada kemasan sebelum membeli obat-obatan.

Intoleransi laktosa

Laktosa merupakan gula alami yang terdapat pada susu sapi. Laktosa harus dicerna dengan tepat oleh tubuh ketika dikonsumsi. Namun, orang yang mengalami intoleransi laktosa umumnya tidak memiliki jumlah enzim laktase yang cukup.

Alhasil, laktosa tidak dapat diproses dengan baik karena kurangnya enzim laktase sehingga menyebabkan masalah BAB cair.

Penyakit dengan gejala BAB cair

Apabila Anda sering mencret, ada baiknya jika diberi perhatian khusus. Alasannya karena BAB cair yang sering kambuh bisa jadi tanda-tanda penyakit di bawah ini.

Peradangan usus buntu alias apendisitis

Mengutip dari NHS Inform, gejala peradangan usus buntu ditandai dengan nyeri di tengah perut. Nyeri ini dapat datang dan pergi kapan saja. Umumnya, nyeri akan berpindah ke lokasi usus buntu di sisi kanan bawah perut.

Selain itu, mencret, mual, dan demam juga merupakan gejala kondisi ini.

Irritable bowel syndrome (IBS)

Sindrom iritasi usus besar merupakan gangguan pencernaan yang umum terjadi. Tanda dan gejala IBS meliputi:

  • Kram perut
  • Perut kembung
  • BAB cair alias diare
  • Sembelit

Walaupun umum dan tidak membahayakan kesehatan fisik, sayangnya masih banyak tanda tanya seputar penyakit ini menurut National Health Security (NHS). Contohnya, belum ada obat yang dapat mengobati IBS sehingga perawatan hanya mengendalikan gejala yang dirasakan.

Kemudian, penyebab pasti kondisi ini masih belum diketahui. Hingga saat ini IBS dikaitkan dengan terlalu cepat atau lambatnya makanan melewati sistem pencernaan, saraf yang sensitif, stres bahkan riwayat medis keluarga.

Penyakit radang usus

Penyakit radang usus merupakan istilah untuk dua penyakit yang memicu peradangan pada saluran pencernaan. Dua kondisi tersebut umum dikenal dengan nama penyakit Crohn dan kolitis ulseratif.

Penyakit Crohn dapat menyerang seluruh saluran pencernaan yang dimulai dari mulut hingga anus. Namun, lebih sering menyerang usus kecil.

Sementara itu, kolitis ulseratif hanya terjadi pada area usus besar dan dubur. Radang akibat kolitis ulseratif juga hanya terjadi pada dinding dalam usus besar, tidak seperti penyakit Crohn yang dapat menimbulkan peradangan di lapisan lainnya.

Persamaan dari dua kondisi ini terdapat pada gejalanya. Gejala penyakit radang usus adalah:

  • BAB cair berkepanjangan
  • Nyeri perut
  • BAB berdarah atau pendarahan di dubur
  • Berat badan menurun
  • Mudah kelelahan

Penyakit celiac

Penyakit celiac adalah kondisi autoimun yang membuat tubuh bereaksi ketika mencerna gluten. Gluten sendiri merupakan protein yang dapat ditemukan di dalam gandum, gandum hitam, dan jelai.

Mengonsumsi makanan yang mengandung gluten dapat memicu reaksi sistem kekebalan tubuh pada penderitanya. Reaksinya dapat berupa peradangan kronis.

Sama seperti IBS, kondisi ini masih belum diketahui secara pasti penyebabnya. Gejala yang dialami oleh penderita penyakit celiac juga umumnya sama dengan penyakit IBS, seperti BAB cair atau tidak ada gejala sama sekali.

Malabsorpsi asam empedu

Malabsorpsi asam empedu membuat zat empedu yang diproduksi oleh liver menumpuk di sistem pencernaan. Diare atau mencret merupakan gejala utama dari penyakit ini.

Selain itu, menurut Guts UK, gejala lainnya dapat menyerupai gejala penyakit IBS. Oleh sebab itu, terkadang beberapa penderita IBS justru mengalami malabsorpsi jenis ini dan tidak terdiagnosis.

Mengatasi BAB cair

Berbagai macam penyebab BAB cair dapat diatasi dengan sejumlah cara. Pastikan pola makan Anda sehat dan seimbang agar tekstur feses tidak berubah. Pola makan kaya serat dengan kadar lemak yang rendah dapat menjadi pilihan untuk tubuh dan sistem pencernaan yang sehat.

Selain itu, Anda juga disarankan untuk banyak minum air putih. Kadar cairan tubuh memang dapat dipenuhi dengan mengonsumsi kopi atau teh, tetapi terlalu banyak minum minuman tersebut mampu memengaruhi tekstur feses.

Apabila mengalami intoleransi laktosa, sebaiknya Anda hanya konsumsi produk yang terbuat dari susu sapi dengan jumlah yang dapat ditoleransi oleh perut.

Kemudian, hindari risiko keracunan makanan dengan mengolah makanan hingga matang. Cuci buah dan sayur sebelum dimakan. Tak lupa untuk membersihkan tangan sebelum dan setelah menyiapkan bahan makanan, terutama daging sebagai langkah pencegahan.

Hal yang tak kalah penting, ketika BAB cair mengganggu aktivitas sehari-hari, stop dengan entrostop. Kandungannya berfungsi menyerap racun atau bakteri penyebab diare sembari memadatkan feses dan mengurangi frekuensi BAB.

Selalu baca aturan pakai dan konsultasi dengan dokter apabila gejala tidak kunjung reda.

Referensi

  1. Common causes. (n.d.). International Foundation for Functional Gastrointestinal Disorders – IFFGD. Retrieved July 24, 2020
  2. Diarrhoea. (n.d.). World Health Organization. Retrieved July 24, 2020
  3. Drug-induced diarrhea. (n.d.). MedlinePlus – Health Information from the National Library of Medicine. Retrieved July 24, 2020
  4. Loose poops – What do they mean? (n.d.). Avera Health. Retrieved July 24, 2020
  5. Signs and symptoms of food poisoning. (2020, May 20). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved July 24, 2020
  6. https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/stomach-liver-and-gastrointestinal-tract/appendicitis#symptoms-of-appendicitis
  7. https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/stomach-liver-and-gastrointestinal-tract/coeliac-disease/coeliac-disease
  8. https://gutscharity.org.uk/advice-and-information/conditions/bile-acid-malabsorption/
  9. https://www.nhs.uk/conditions/irritable-bowel-syndrome-ibs/
  10. https://www.cdc.gov/ibd/what-is-IBD.htm