Gejala Diare yang Wajib Diketahui dan Cara Penanganannya

Gejala Diare yang Wajib Diketahui dan Cara Penanganannya

Diare bukan penyakit yang asing bagi masyarakat Indonesia. Namun tidak semua orang memahami setiap kondisi kesehatan secara baik. Menjadi orang yang peduli akan kesehatan, Anda perlu mewaspadai setiap masalah kesehatan.

Menurut data dari Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Indonesia diterbitkan tahun 2018, angka pengidap diare bertambah dari tahun 2013 yang hanya 4.5%, naik mencapai 6.8% di tahun 2018

Melihat angka kenaikan tersebut, masyarakat perlu lebih memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi, agar saluran pencernaan tidak mudah terganggu.

Pengertian diare

Diare merupakan indikasi adanya masalah atau benda asing didalam saluran pencernaan yang menyebabkan makin sering buang air besar (lebih dari/sama dengan 3 kali dalam 24 jam).

Diare biasanya akan ditandai melalui feses atau tinja lebih cair dibandingkan ketika kondisi normal, dan jumlahnya lebih banyak dari biasanya.

Penyebabnya bermacam-macam, yakni infeksi bakteri, virus, parasit, alergi / hipersensitif terhadap bahan makanan maupun minuman tertentu, efek samping obat, dan lain sebagainya.

Bakteri menyerang bagian usus dengan cara memproduksi racun sehingga akan mengeluarkan lebih banyak air dari biasanya. Hal ini sebagai upaya atau respons usus mempercepat pembersihan racun.

Makanan yang terkontaminasi bakteri atau parasit sehingga menyebabkan diare biasa disebut keracunan makanan.

Jenis-jenis diare

Meskipun memiliki gejala yang mirip, diare bisa dibedakan menjadi beberapa jenis. Biasanya akan ditentukan dari durasi dan pemicunya.

Berikut tiga jenis diare yang perlu Anda ketahui:

Akut

Diare akut memiliki durasi jangka pendek dan berlangsung kurang dari 2 minggu. Kondisi ini biasanya disebabkan infeksi bakteri maupun virus yang menyerang pencernaan.

Virus dan bakteri ini bertengger pada makanan, minuman, ataupun pada benda-benda di sekitar kita, sehingga saat bakteri berpindah ke mulut dapat memicu terjadinya infeksi.

Terdapat dua jenis diare akut, di antaranya:

  • Diare akut berair, yang disertai gejala feses cair dan berlangsung beberapa hari akibat infeksi norovirus dan rotavirus.
  • Diare akut berdarah, dikenal dengan istilah disentri. Kondisi tersebut disertai gejala feses berlendir hingga berdarah. Penyebab umumnya adalah bakteri E. histolytica dan S. bacillus.

Persisten

Disertai dengan gejala mencret yang berlangsung dua hingga empat minggu. Diare ini bisa dibedakan menjadi 2, yakni:

  • Diare osmotik, ketika makanan tidak dapat dicerna optimal, sehingga cairan yang berlebih dibuang bersama dengan feses.
  • DIare sekretori, mencret yang terjadi karena gangguan sekresi atau pembuangan pada usus kecil atau susu besar terkait dengan penyerapan elektrolit.

Kronis

Diare kronis memiliki waktu durasi lebih lama jika dibandingkan dengan diare akut, sekitar lebih dari 4 minggu. Gejala ini biasanya beriringan dengan kondisi medis, alergi, medikasi, maupun infeksi kronis.

Penyebab lainnya yang menyebabkan diare kronis ini adalah sindrom iritasi usus besar, penyakit chron, maupun kolitis ulseratif.

Gejala diare

Gejala utama diare yang sering dirasakan adalah buang air besar sampai 3 kali sehari atau lebih dengan feses (tinja) yang cair. Gejala lainnya yang timbul seperti:

  • Selalu ingin pergi ke toilet
  • Kram atau nyeri di bagian perut
  • Tidak bisa mengendalikan keinginan untuk buang air besar
  • Mual dan kembung

Orang yang mengalami diare karena infeksi, kemungkinan akan mengalami satu atau dua gejala berikut:

  • Feses berdarah
  • Demam dan kedinginan (panasdingin)
  • Pening dan pusing
  • Muntah-muntah

Diagnosis diare

Karena dapat disebabkan oleh beberapa faktor, awalnya dokter akan bertanya mengenai kondisi Anda sehari-hari.

Tidak menutup kemungkinan Anda terkena penyakit ini karena sepulang dari liburan, perjalanan jauh ke tempat baru, atau ada anggota keluarga yang menunjukan gejala yang sama.

Oleh sebab itu, penting untuk mempelajari tentang penyakit ini lebih jauh lagi.

Apa yang terjadi jika diare tidak diatasi?

Komplikasi yang dapat terjadi, di antaranya:

1. Dehidrasi

Diare dapat menyebabkan dehidrasi, artinya tubuh mengalami kekurangan cairan. Cairan dalam tubuh lebih banyak yang keluar dari pada cairan dan elektrolit yang masuk. Tubuh kehilangan cairan karena terbuang bersama feses yang cair.

Gejala dari dehidrasi sendiri adalah:

  • Haus
  • Air urine lebih sedikit dari biasanya dan berwarna gelap
  • Merasa lemas
  • Mulut kering
  • Pusing
  • Peningkatan denyut jantung
  • Frekuensi buang air kecil berkurang

2. Malabsorpsi

Malabsorpsi merupakan kondisi dimana tubuh tidak dapat menyerap cukup nutrisi dari makanan yang dikonsumsi. Saat Anda mengalami kondisi kesehatan ini, malnutrisi akan terjadi.

Gejala malabsorpsi yang dapat terjadi antara lain:

  • Kembung
  • Perubahan pada nafsu makan
  • Produksi gas meningkat
  • Penurunan berat badan

Bila kondisi sudah mencapai tahap dehidrasi, jangan lupa untuk segera berkonsultasi ke dokter agar Anda mendapatkan penanganan khusus.

Dalam kasus pasien diare yang dehidrasi berat, biasanya dibantu dengan cairan infus. Pada umumnya, orang tua dan anak-anak paling rentan terkena dehidrasi saat mengalami diare.

Kapan harus menemui dokter?

Meski kebanyakan diare akut akan hilang dengan sendirinya, gangguan pencernaan ini sangat mengganggu aktivitas. Jika terjadi, minum obat yang dianjurkan sebagai pertolongan pertama seperti Entrostop, biasanya dalam 2-3 hari Anda akan merasa lebih baik.

Anda perlu mengunjungi dokter apabila diare bertahan lebih dari 48 jam dan mengalami demam dengan suhu tubuh di atas 38 derajat celcius.

Lalu, konsultasikan dengan dokter untuk lebih memahami tentang kondisi kesehatan ini dan di saat Anda mendapati lendir atau darah pada feses, mengalami nyeri pada perut terus-menerus, atau menunjukan gejala dehidrasi.

Menghindari Faktor Risiko Penyebab Diare

Gejala diare tidak muncul begitu saja, pasti ada yang menjadi pemicunya. Faktor risiko yang bisa menjadi penyebab diare adalah kebersihan personal maupun lingkungan.

Bakteri, virus, dan parasit biasanya menjadi penyebab utama diare dan sakit perut. Mereka bisa tersebar di mana saja, termasuk di permukaan benda-benda yang terkontaminasi, makanan, dan air.

Penyebab diare ini dapat ditularkan secara mudah mulai dari tangan hingga masuk ke dalam mulut. Misalnya pada makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Untuk mencegah munculnya gejala diare, Anda perlu menghindari faktor risiko. Caranya yaitu menjaga kebersihan melalui rutin mencuci tangan setelah dari toilet, ketika selepas mengganti popok anak, serta sebelum ataupun setelah makan. Saat mencuci tangan, jangan lupa gunakan air mengalir dan sabun cuci tangan.

Penularan diare juga bisa melalui kontak makanan. Maka itu, pastikan Anda mencuci bersih seluruh bahan makanan sebelum dimasak, serta memasak makanan hingga betul-betul matang. Dengan cara sederhana ini, Anda bisa meminimalkan risiko penularan diare.

Mencegah Diare Sejak Dini

Diare bisa menjadi sekat yang mengganggu aktivitas harian kita dan keluarga. Namun, tak perlu khawatir, karena diare dapat dicegah dengan mudah supaya tidak datang lagi. Berikut cara mudah yang bisa dilakukan:

1. Selalu cuci tangan

DIare dapat datang dari mana saja. Terutama ketika kita berada di luar rumah, sangat mungkin kuman ikut masuk ke dalam rumah dan bertengger di tangan.

Oleh karenanya, jangan lupa untuk selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, sebelum menyajikan makanan, sebelum menyantap makanan, sesudah dari toilet, dan setelah bepergian dari luar rumah. Cara ini ampuh sebagai benteng pertama untuk mencegah diare.

2. Memasak makanan hingga matang

Kuman penyebab mencret bisa saja ada pada makanan yang tidak matang. Oleh karenanya, pastikan makanan yang dimasak betul-betul matang, sehingga kuman-kuman yang ada pada makanan pun mati. Dengan begitu, Anda dan keluarga dapat menyantap makanan yang bernutrisi secara optimal.

3. Jangan terlalu sering mengonsumsi makanan pemicu diare

Ingatlah, ada beberapa makanan ataupun minuman yang memicu diare. Seperti yang telah disebutkan, makanan bersifat asam dan pedas dapat memicu diare.

Meskipun bukan penyebab tunggal, ada baiknya Anda membatasi asupan makanan ini yang bisa memicu mencret.

Yuk, mulai sekarang terapkan pola hidup sehat di atas sebagai cara sederhana mencegah diare agar tidak datang berulang.

Sumber:

  1. Harvard Health Publishing. (2018, December 11). Diarrhea – Harvard Health. https://www.health.harvard.edu/a_to_z/diarrhea-a-to-z
  2. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. (2019, October 23). Symptoms & Causes of Diarrhea | NIDDK. https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/diarrhea
  3. HASIL UTAMA RISKESDAS 2018. Kementerian Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Diakses 11 Desember 2019.
  4. Mom’s Advice Is Still the Best for Treating Diarrhea. (2019). Diakses 19 March 2021.
  5. Diarrhea – Symptoms and causes. (2021). Diakses 19 March 2021.