Diare bisa menyerang siapa saja, termasuk bayi dan anak-anak. Pada orang dewasa, diare mungkin cenderung bisa mudah diatasi karena tersedia banyak cara untuk mengatasinya.
Namun jika terjadi pada bayi, ini bisa sangat berbahaya, bahkan bisa menyebabkan kematian.
Sama seperti orang dewasa, diare pada bayi ditandai dengan gejala feses yang lembek dan berair, dan terkadang diiringi dengan rewel.
Kondisi ini umumnya terjadi akibat peningkatan aktivitas di usus, dan infeksi yang menyebabkan sakit perut.
Namun Anda wajib waspada jika gejala diare sudah disertai dengan kondisi berikut ini:
- Feses berwarna lebih gelap atau lebih hijau dari biasanya
- Aromanya lebih bau, cenderung berbau busuk.
- Terdapat bercak darah atau feses berlendir.
- Perut bengkak, dan nafsu makan menurun.
- Mual hingga muntah.
- Demam tinggi.
Si kecil bisa dikatakan mengalami diare kronis jika kondisi tersebut tidak mengalami perubahan dalam waktu lebih dari 2 minggu.
Anda harus mulai waspada, mengingat kondisi ini bisa saja berkaitan dengan masalah di sistem pencernaan, Inflammatory Bowel Disease dan alergi makanan.
Penyebab dan Cara Mengatasinya
Jika tidak ditangani dengan baik, diare kronis pada bayi bisa menyebabkan malabsorbsi, kondisi ketika usus tidak dapat menyerap nutrisi dari makanan.
Hal ini sangat berbahaya karena bisa mengganggu tumbuh kembang anak, dan beresiko tinggi mengalami malnutrisi.
Kondisi ini bisa menyebabkan efek domino. Malnutrisi yang terjadi pada bayi bisa menyebabkan kelainan pertumbuhan, seperti:
Berat badan rendah, pertumbuhan otak terganggu, sistem kekebalan tubuh yang tidak terbentuk maksimal, dan tinggi badan yang tidak normal.
Menangani diare pada bayi berbeda dengan cara penanganan yang diberikan kepada orang dewasa atau orang tua, ada beberapa trik yang bisa Anda lakukan diantaranya.
Pemberian Susu Terhidrolisa Parsial
Jika bayi Anda mendapatkan ASI, maka usahakan agar dia mengasup lebih banyak ASI. Salah satu kandungan ASI yang tidak dimiliki susu formula adalah, lebih mudah diserap tubuh dan lebih cepat membentuk sistem kekebalan tubuh anak secara alami.
Sementara untuk yang menggunakan susu formula, cobalah untuk memberikan susu terhidrolisa parsial yang lebih mudah dicerna tubuh Si Kecil.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients, susu terhidrolisa parsial bisa diandalkan sebagai pertolongan pertama pada gangguan pencernaan yang dialami bayi.
Seperti muntah, kolik, diare atau perdarahan. Susu ini bisa jadi sumber protein yang baik bagi mereka.
Susu terhidrolisa parsial juga bisa diberikan untuk menghindari resiko alergi yang mungkin diderita bayi.
Namun sebelum itu, konsultasikan dulu dengan dokter untuk mengetahui kebutuhan bayi, dan mengetahui penyebab pasti dari diare yang menyerang si kecil.
Menjaga Konsumsi Makanan
Selama masa perawatan, pastikan Anda mencukupi kebutuhan makanan bayi, terutama bagi yang sudah menerima MPASI. Perhatikan makanan yang mereka asup, dan pastikan tidak terlalu banyak makanan yang mengandung serat.
Sangat disarankan untuk memberikan bubur beras yang dimasak dengan tambahan kaldu alami (daging yang dihancurkan lewat proses perebusan), memberikan jus pisang atau apel, atau makanan lainnya yang tidak menimbulkan reaksi alergi bagi mereka.
Waspada dengan tanda-tanda dehidrasi yang mungkin muncul pada bayi, seperti bibir kering, lemah, tangisan tanpa air mata, frekuensi buang air kecil yang jarang, mata cekung dan lainnya.
Jika kondisi ini sudah terjadi, jangan dibiarkan. Langsung hubungi dokter untuk solusi lebih lanjut.
Jika ingin memberikan obat diare, pastikan sesuai dengan resep dokter. Diare pada bayi harus segera diatasi, dampaknya bisa sangat berbahaya, bahkan berpotensi menyebabkan kematian.