Hindari Ini Ya Moms Agar Si Kecil Terhindar Dari Mencret

Hindari Ini Ya Moms Agar Si Kecil Terhindar Dari Mencret

Diare adalah salah satu penyakit yang mudah menjangkiti siapa saja, termasuk bayi dan balita. Secara umum penyakit ini disebabkan karena infeksi oleh bakteri, virus dan parasit yang menyerang saluran pencernaan.

Kuman penyebab diare menulari bayi melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi , mainan yang dimasukkan ke dalam mulut oleh bayi atau saat mereka bermain menyentuh permukaan benda yang ada kumannya Lalu kemudian memasukkan tangannya yang kotor tadi ke dalam mulut.

Pada bayi yang baru lahir dan mengkonsumsi ASI akan mengeluarkan feses berbusa dan encer. Biasanya tinja berwarna kekuningan, cair dan teksturnya lembut dibandingkan dengan bayi yang mengkonsumsi susu formula. Hal ini kadang membingungkan para ibu untuk memastikan apakah bayinya mengeluarkan kotoran normal atau tidak.

Di beberapa bayi yang baru lahir dengan asupan ASI dapat buang air besar sebanyak 4 hingga 5 kali dalam sehari. Dan bahkan bisa akan langsung buang air besar setelah disusui ketika perutnya penuh . Hal ini karena adanya rangsangan AsI terhadap sistem pencernaan pada bayi.

Menginjak usia lebih dari satu bulan, biasanya bayi dengan asupan ASI akan akan buang air besar satu atau dua kali dalam sehari. Sedangkan bayi yang diberikan susu formula akan buang air lebih banyak dan lebih bau sebanyak satu kali per harinya.

Waspadai bayi mungkin terserang diare jika frekuensi buang air besarnya tiba-tiba meningkat dengan tekstur feses yang lebih cair dari biasanya dengan jumlah banyak hingga menyebabkan bayi menjadi lemas. Untuk tinggkat diare yang lebih serius, tinja akan berwarna lebih gelap dan terdapat bercak darah.

Penyebab Bayi Terserang

Penyakit diare pada bayi biasanya karena banyak faktor, antara lain:

  • Infeksi usus yang diakibatkan oleh bakteri, parasit dan virus.
  • Terlalu banyak jus buah yang diberikan sebagai asupan makanan
  • Alergi terhadap makanan atau obat-obatan tertentu
  • Khusus pada bayi yang sudah mengkonsumsi MPASI, keracunan makanan bisa menjadi pemicu diare
  • Lactose intolerance atau intoleransi terhadap susu sapi

Resiko Diare pada Bayi

Diare yang dialami oleh bayi resiko komplikasi yang akan timbul jauh lebih besar dibandingkan orang dewasa. Bayi akan dengan cepat mengalami dehidrasi. Bahkan dalam waktu dua jam saja sejak mulai mencret menjadi kondisi yang amat berbahaya bagi bayi terlebih pada bayi yang baru lahir.

Lebih sering buang air besar membuat bayi secara drastis kehilangan cairan tubuh sehingga meningkatkan resiko terjadinya dehidrasi. Penyakit ini juga disertai dengan kemampuan usus yang menurun dalam menyerap elektrolit, nutrisi makanan dan cairan yang diberikan.

Sehingga cairan tubuh yang hilang tidak tergantikan dengan cepat. Dan menjadi penyebab utama malnutrisi pada bayi dan balita.

Bayi yang terkena dehidrasi dapat diketahui ciri – ciri sebagai berikut:

  • Lebih rewel dari biasanya
  • Tidak mengeluarkan air mata ketika menangis
  • Kulit terlihat kering
  • Buang air dengan jumlah sedikit atau sama sekali tidak buang air kecil
  • Mulut kering
  • Bayi menjadi lemas dan terlihat mengantuk

Do’s dan Don’t – Pedoman Ibu Untuk Mengobati Diare pada Bay

Infeksi virus yang menyebabkan diare biasanya dalam beberapa hari akan sembuh dengan sendirinya. Tetapi penanganan khusus terhadap bayi untuk mendapatkan cukup asupan nutrisi dan cairan tetap harus dilakukan agar bayi tidak mengalami dehidrasi.

Tindakan yang dianjurkan untuk dilakukan secara umum untuk menangani diare pada bayi adalah sebagai berikut :

  1. Memberikan asupan ASI

ASI sebagai asupan yang mengandung nutrisi dan cairan yang sangat diperlukan oleh bayi dibawah 6 bulan. Sebaiknya ASI kepada bayi yang terkena diare lebih sering dibanding ketika sehat.

Ini berguna untuk membantu mengganti nutrisi dan cairan yang keluar saat buang air besar. Kandungannya yang mengandung antibodi dapat membantu bayi melawan virus atau bakteri yang menyebabkan diare pada saluran pencernaannya.

Dianjurkan untuk memberikan larutan pedialyte atau oralit kepada bayi pada usia di atas 6 bulan sebagai penyeling ASI. Pemberian larutan elektrolit ini setiap kali bayi muntah atau buang air besar.

  1. Memberikan suplemen zinc

Pemberian suplemen zinc pada balita yang ideal menurut IDAI dan WHO selama antara 10 – 14 hari. Zinc dapat membantu mengatasi penyakit diare pada balita.
Untuk memberikan dosis yang tepat, baiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter anak.

  1. Memberikan obat anti diare untuk anak hanya jika disarankan oleh dokter anak.
  2. Selalu menjaga kebersihan

Jika baru selesai mengganti popok bayi, dianjurkan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh apapun, terutama alat – alat makan dan botol susu yang biasa digunakan oleh bayi.

Untuk mencegah diare pada bayi dan balita, para orangtua harus selalu menjaga kebersihan mainan, tempat bermain, kamar tidur dan semua barang atau tempat yang bisa dijangkau oleh anak.

Hal – hal yang sebaiknya tidak dilakukan untuk menghindari bayi terkena diare :

  1. Hindari pemberian susu laktosa pada bayi yang intoleran terhadap susu
  2. Tidak membiarkan balita bermain di tempat yang tidak higienis dan kotor.
  3. Kurangi asupan jus buah yang berlebihan karena dapt menyebabkan bayi dan balita terserang diare.
  4. Pada ibu yang sedang menyusui, sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan yang dapat menyebabkan bayi diare setelah minum ASi. Diantaranya : Susu sapi dan produk susu lainnya jika bayi intoleran terhadap laktosa, makanan mentah, kacang kedelai dan makanan atau minuman yang mengandung kafein atau alkohol.

Referensi :

  1. Dr. Neezam. Nazrul (2016). Do’s and Don’ts of Diarrhoea. Retrieved 20 May 2021.
    https://mypositiveparenting.org/2016/03/28/dos-and-donts-of-diarrhoea/
  2. Childrens (2020). How to Treat Diarrhea in Kids. Retrieved 20 May 2021.
    https://www.childrens.com/health-wellness/how-to-treat-diarrhea-in-kids