Diare bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja tak terkecuali pada saat hamil. Berbagai kemungkinan dan kondisi bisa menjadi penyebab timbulnya diare saat hamil, salah satunya, perubahan hormon dan perubahan bentuk organ tubuh pada masa kehamilan.
Perkembangan organ rahim yang menjadi besar memadati organ tubuh bagian dalam. Hal ini berpengaruh pada fungsi kerja organ – organ seperti kemampuan menyerap cairan dan motilitas usus yang memicu terjadinya diare pada ibu hamil.
Namun begitu, tidak semua diare pada bumil selalu berkaitan dengan adanya masalah dalam kehamilan. Selain indikasi adanya sindrom iritasi usus, atau karena kelainan pada kekebalan tubuh terhadap gluten.
Beberapa penyebab diare diantaranya: bakteri, virus, flu perut, keracunan makanan, parasit usus, juga karena efek samping obat-obatan termasuk antibiotik.
Perubahan Hormon, Komposisi Menu dan Pola Makan
Pada saat kehamilan, hampir semua perempuan mengalami perubahan selera dan pola makan. Yang tadinya suka makanan manis, bisa berubah menjadi sangat suka makanan pedas, atau sebaliknya.
Selain itu, pengaruh hormon bisa juga menyebabkan kemungkinan perubahan selera misalnya menyukai makanan tertentu misalnya buah yang asam atau coklat.
Perubahan hormon bukan saja mempengaruhi masalah psikologis, tapi juga meningkatkan kepekaan organ tubuh tertentu yang membutuhkan asupan nutrisi tertentu.
Kehadiran janin dalam rahim menimbulkan konsekuensi logis adanya kebutuhan tubuh terhadap asupan nutrisi yang lebih banyak seperti kalsium atau makanan yang mengandung banyak vitamin C. Perubahan selera, menu dan pola makan ini bisa menjadi salah satu sebab terjadinya sakit perut atau diare.
Ditambah lagi, perubahan hormon pada ibu hamil dapat mempengaruhi sistem kerja pencernaan menjadi lebih cepat atau lebih lambat. Jika lebih cepat, bumil akan mengalami diare, sedangkan jika lebih lambat maka masalah yang timbul adalah sembelit.
Pada waktu tertentu dalam masa kehamilan, bunda mungkin akan mengalami kepekaan pada makanan tertentu yang pada saat sebelum mengandung tidak terjadi.
Kondisi sensitif bumil terhadap makanan tertentu inilah yang menyebabkan diare. Selain itu, asupan vitamin prenatal yang dikonsumsi selama masa kehamilan juga bisa memicu terjadinya diare.
Waspada Tanpa Cemas Berlebihan Ketika Diare Saat Hamil
Setiap ibu hamil merasakan gejala yang berbeda-beda. Ada yang cuma perut mulas disertai buang air terus menerus dengan feses cair. Namun ada yang disertai perut kram, nyeri ulu hati, hingga ngilu persendian.
Hal yang perlu diketahui adalah walau berada di area organ yang sama, usus dan rahim bekerja dalam sistem tubuh yang terpisah, dalam arti organ pencernaan berbeda fungsi dengan organ reproduksi, sehingga diare pada ibu hamil tidak memiliki resiko tinggi terjadinya keguguran pada janin.
Walaupun demikian, diare pada saat hamil tidak boleh disepelekan. Dehidrasi atau kekurangan banyak cairan tubuh yang disebabkan diare membawa risiko kesehatan serius bagi ibu hamil yang dapat berdampak langsung pada janin yang dikandungnya.
Cairan dalam tubuh ibu hamil memiliki peran penting bagi pertumbuhan dan kesehatan bayi di dalam kandungan. Selain berperan penting dalam pembentukan kantung ketuban.
Cairan yang cukup dalam tubuh ibu hamil sangat mempengaruhi pembentukan plasenta dengan baik. Plasenta menjadi andalan bayi menerima nutrisi makanan selama dalam kandungan.
Dengan demikian, hal yang perlu diperhatikan ketika diare saat hamil adalah memastikan bahwa tubuh tidak mengalami dehidrasi. Perbanyak asupan cairan tidak hanya melalui minuman, tapi juga mengkonsumsi makanan berkuah untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat diare, seperti sup atau kaldu ayam dan sapi.
Cermat Memilih Makanan Ketika Mengalami Diare Saat Hamil
- Saat mengalami diare, bumil harus lebih cermat dalam memilih makanan dan agar diare yang dialami cepat mereda.
- Banyak mengonsumsi menu makan yang tidak mengandung bumbu kuat dianjurkan terutama dalam kurun waktu 24 jam pertama sejak mengalami diare.
- Mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung probiotik, banyak kandungan serat, rendah lemak dan protein tinggi dapat membantu mempercepat penyembuhan diare.
Beberapa jenis makanan yang dianjurkan saat diare yaitu; pisang, roti bakar, saus apel, kentang rebus, ayam panggang tanpa kulit dan lemak, sereal, oatmeal, dan gandum.
Apabila diare berlangsung lebih lama, gangguan pencernaan ini dapat membuat tubuh ibu hamil menjadi lemas atau lebih parahnya mengalami dehidrasi berat.
Jika ibu hamil mengalami dehidrasi, aliran darah yang mengantarkan nutrisi dan oksigen ke plasenta akan terhambat sehingga membahayakan kondisi janin.
Untuk menghindari risiko komplikasi ini, beberapa cara berikut ini bisa dilakukan untuk mengatasi diare pada ibu hamil.
Minum obat diare yang dianjurkan dokter
Tidak semua obat diare yang dijual bebas di apotek atau supermarket terbukti aman dikonsumsi oleh ibu hamil.
Konsumsi obat diare sebaiknya perlu dilakukan di bawah pengawasan dokter. Pasalnya, beberapa obat diare diketahui memiliki kandungan aktif yang memberikan dampak buruk pada janin di usia kehamilan trimester kedua dan ketiga, salah satunya adalah lomotil.
Dilansir dari Baby Center, ibu hamil yang mengalami diare sebaiknya menghindari konsumsi obat antidiare jenis Ioperamide (Imodium) atau obat yang mengandung kaolin dan pektin (Kaopektat). Obat diare ini bisa sangat mudah membuat ibu hamil mengalami dehidrasi.
Apabila penyebab diare pada ibu hamil adalah infeksi bakteri, penggunaan obat antibiotik memang diperlukan sebagai cara mengatasi penyakit ini.
Akan tetapi, antibiotik untuk diare harus diperoleh melalui resep dokter. Segera pergi memeriksakan diri ke dokter ketika diare tetap berlangsung lebih dari 3-4 hari.
Memperbanyak minum air
Untuk mengatasi diare ringan pada ibu hamil, Anda sebenarnya hanya perlu melakukan cara pengobatan diare sederhana di rumah seperti memperbanyak istirahat dan konsumsi cairan.
Diare membuat ibu hamil banyak kehilangan cairan tubuh sehingga rentan mengalami dehidrasi. Apalagi kebutuhan cairan ibu hamil lebih besar dibandingkan orang biasa.
Oleh karena itu, cara paling tepat mengatasi diare pada ibu hamil adalah dengan memenuhi kebutuhan elektrolit, vitamin, dan mineral di dalam tubuh yang hilang.
Anda bisa memperbanyak minum air putih ataupun mengonsumsi jus buah yang meningkatkan kadar potasium dan sodium tubuh.
Pilah-pilih makanan yang tepat
Diare pada ibu hamil bisa disebabkan oleh konsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri atau makanan-makanan lain yang bisa memperparah gejala dan memicu masalah pencernaan, seperti makanan pedas, asam, atau mengandung kafein.
Begitupun dengan makanan dengan kadar lemak tinggi seperti gorengan, makanan berbahan dasar susu, dan yang mengandung serat tinggi. Cobalah untuk mengonsumsi makanan berserat dalam porsi yang seimbang.
Jika dalam cara yang disebutkan sebelumnya beberapa jenis makanan perlu dihindari, maka apa saja makanan yang tepat untuk mengatasi diare pada ibu hamil?
Cobalah untuk mengonsumsi makanan yang mudah dicerna sekaligus membantu meningkatkan kadar elektrolit di dalam tubuh seperti buah pisang, kentang, nasi, dan roti. Konsumsi makanan tersebut dapat menjadi cara untuk bantu mengatasi diare pada ibu hamil.
Konsultasikan dengan dokter obat atau suplemen kehamilan yang sedang dikonsumsi
Efek samping konsumsi obat atau suplemen kehamilan dapat menyebabkan diare pada ibu hamil. Oleh karena itu, ibu hamil sebaiknya konsultasi dahulu dengan dokter mengenai obat atau suplemen kehamilan yang sedang dikonsumsiapabila mengalami diare selama berhari-hari. Apalagi jika sedang meminum obat-obatan jenis non-steroid antiinflamasi (NSAID) seperti ibuprofen dan aspirin.
Jika pengobatan tersebut penting untuk menunjang kesehatan ibu hamil, segera konsultasikan pada dokter untuk mengganti pengobatan yang lebih minim efek samping.
Suplemen kehamilan juga bisa menimbulkan reaksi alergi seperti mual, muntah-muntah, dan diare. Efek samping dari suplemen biasanya bisa dirasakan setelah beberapa kali mengonsumsi secara rutin. Segera hentikan penggunaannya ketika Anda mengalami diare.
Selain itu, ibu hamil juga bisa konsumsi obat antidiare sebagai cara mengatasi diare. Obat antidiare Entrostop dapat menjadi pilihan karena mampu menyerap racun dan toksin yang menjadi penyebab diare.
Jika diare tak kunjung teratasi
Ibu hamil yang mengalami diare lebih 48 jam harus segera memeriksakan diri ke dokter. Pasalnya, diare berkepanjangan dapat menyebabkan dehidrasi dan malnutrisi yang membahayakan ibu dan janin.
Jika muncul gejala-gejala berikut, segera cari bantuan medis agar diare segera teratasi:
- Feses berdarah
- Buang air sebanyak 6 kali atau lebih dalam 24 jam
- Demam dengan suhu lebih dari 39 derajat celcius
- Sering muntah
- Nyeri di bagian anus atau perut
- Muncul gejala dehidrasi (warna urin gelap, mulut kering, pusing, jarang kencing)
Selalu pastikan ibu hamil telah berkonsultasi dengan dokter sebelum meminum jenis obat baru agar tidak mengganggu tumbuh kembang janin maupun kesehatan ibu.
Jika diare terus berlangsung hingga lebih dari 3 hari, dengan kondisi yang semakin parah, segera periksakan ke dokter.
Referensi :
- Healthline (2018). Parenthood. Pregnancy. Remedies For Diarrhea During Pregnancy. Retrieved 20 May 2021, https://www.healthline.com/health/pregnancy/diarrhea-remedies
- AmericanPregnancy (2014). Dehydration During Pregnancy, https://americanpregnancy.org/womens-health/dehydration-pregnancy-9901/
- Diarrhea in Pregnancy | American Pregnancy Association. American Pregnancy Association. (2021). Retrieved 9 February 2021.
- Is it safe to use anti-diarrhea drugs during pregnancy? | BabyCenter. BabyCenter. (2021). Retrieved 18 May 2020.
- Dealing With Diarrhea During Pregnancy and When to Worry (2019). Retrieved 11 December 2019.