Diare bisa disebabkan karena banyak faktor, salah satunya infeksi bakteri dan virus yang utamanya disebabkan oleh gaya hidup yang buruk.
Misalnya jarang mencuci tangan sebelum makan, bahan makanan dan tidak dicuci bersih, dan minum air yang terkontaminasi bakteri.
Untuk bakteri penyebab diare, ada beberapa jenis bakteri yang wajib Anda waspadai, diantaranya:
- Campylobacter, bakteri jenis ini sering masuk ke dalam tubuh lewat makanan, seperti daging, susu, susu dan produk turunannya, dan air yang terkontaminasi.
- Shigella, bakteri ini bisa menyebabkan diare disertai dengan darah. Selain tercampur dengan air, bakteri Shigella bisa dengan mudah menempel pada makanan, dan tangan.
- E.Coli, merupakan jenis bakteri yang cukup umum dan cenderung tidak berbahaya. Namun jika jumlahnya di dalam usus cukup banyak, bakteri ini bisa menyebabkan diare akut.
- Salmonella, merupakan jenis bakteri yang sering menempel pada daging mentah, dan hewan reptil. Infeksi bakteri Salmonella bisa terjadi sangat cepat, dan sangat berbahaya.
Untuk menghindari bakteri-bakteri tersebut, menjaga kebersihan diri dan lingkungan merupakan kunci utamanya. Anda disarankan untuk melakukan beberapa hal berikut ini:
- Mencuci tangan sebelum makan
- Mencuci tangan setelah beraktivitas di luar ruangan
- Membersihkan bahan makanan dengan dicuci di bawah air mengalir.
- Membersihkan perlengkapan memasak, sebelum dan setelah selesai memasak.
Pastikan untuk menggunakan sabun anti-bakteri untuk membunuh semua bakteri tersebut. Untuk perlengkapan yang terbuat dari logam, sterilisasi bisa dilakukan dengan menggunakan air panas.
Gunakan Filter Air
Selain dengan menjalankan pola hidup bersih, Anda bisa memaksimalkan upaya pencegahan infeksi bakteri dengan meminimalisir resiko penularan bakteri lewat air. Cara yang paling aman adalah dengan menggunakan filter air.
Manfaat penggunaan filter air ini sangat banyak, mulai dari menjernihkan air sebelum digunakan untuk keperluan rumah tangga, dan menurunkan resiko terpapar bakteri, serta zat berbahaya seperti nitrat, timbal, pestisida, dan merkuri.
Namun ingat, dalam memilih filter air, Anda tidak boleh sembarangan. Pastikan produk tersebut telah memperoleh sertifikat SNIdan memiliki nomor ISO.
Hal ini menunjukkan jika produk filter air tersebut telah melewati uji klinis dan aman digunakan.
Selain itu, pilih filter sesuai dengan kondisi air di daerah Anda. Misalnya jika air di rumah Anda mengandung timbal, pestisida, tembaga atau klorin, disertai dengan rasa yang dan bau menyengat, filter air karbon aktif bisa jadi solusi terbaik.
Namun jika air di rumah Anda terindikasi terpapar virus, bakteri, antium, nitrat, pestisida, petrokimia, klorida dan fluorida, sebaiknya gunakan filter air RO atau Reverse Osmosis.
Anda bisa mengetahui masalah air di rumah dengan melakukan pengujian air di laboratorium yang bersertifikat.
Jika ingin solusi lebih mudah, minta petugas dari dinas kebersihan lingkungan setempat untuk melakukan pengecekan.
Hal lainnya yang wajib diperhatikan adalah, pastikan perawatan filter air dilakukan sesuai dengan buku panduan manual yang telah diberikan pihak pabrikan.
Sangat disarankan untuk mengganti atau membersihkan filter air satu minggu sebelum masa penggunaannya habis.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah, kemampuan dari filter air tersebut. Pasalnya di pasaran terdapat filter air yang outputnya bisa dikonsumsi langsung, ada pula yang lebih disarankan digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga harian saja.
Referensi:
- CDC. Diakses pada 2021. A Guide to Drinking Water Treatment Technologies for Household Use.
- CDC. Diakses pada 2021. Choosing Home Water Filters & Other Water Treatment Systems.
- WebMD. Diakses pada 2021. Drinking Water Quality: What You Need to Know.
- Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Diarrhea – Symptoms And Causes.