Benarkah Diare Bisa Sebabkan Kematian?

Cara Mengatasi Perut Melilit Saat Diare

Selama ini diare dianggap sebagai penyakit ringan dan mudah diatasi. Bahkan diare bisa sembuh sendiri hanya dengan mengubah gaya hidup dan pola makan, atau bisa juga diatasi dengan konsumsi obat anti-diare yang bisa dengan mudah didapat di apotek, toko obat atau warung terdekat.

Namun faktanya, data Kemenkes tahun 2017 justru menunjukkan fakta sebaliknya. Diare merupakan salah satu penyakit yang telah merenggut banyak korban jiwa, dan menempati posisi ketiga dalam kategori penyakit menular paling mematikan setelah TBC dan Pneumonia.

Mengenal Diare dan Jenisnya

Diare merupakan penyakit yang menyebabkan penderitanya mengalami peningkatan aktivitas buang air besar dengan tinja yang lembek atau bahkan encer.

Diare bisa terjadi dalam hitungan jam, hingga satu minggu. Namun untuk diare kronis, kondisi ini bisa berlangsung selama lebih dari 2 minggu.

Diare bisa disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari konsumsi makanan tertentu yang dapat memicu terjadinya diare infeksi parasit, bakteri dan virus, efek samping konsumsi obat-obatan tertentu, stress, hingga munculnya penyakit kronis, seperti Irritated Bowel Syndrom (IBS) dan lainnya.

Diare sendiri bisa menimpa siapa saja, baik pria maupun wanita, tanpa memandang batasan usia. Namun Balita dan lansia merupakan kelompok yang paling rawan, baik untuk mengalami diare, maupun terkait risiko komplikasi akibat diare.

Berdasarkan jenisnya, diare terbagi jadi dua bagian, yakni:

  • Diare kronis. Diare yang terjadi dalam waktu yang sangat lama (lebih dari dua minggu), dengan gejala dimulai ringan kemudian terus berkembang hingga menjadi parah. Diare ini umumnya disebabkan karena alergi makanan atau zat tertentu, konsumsi obat-obatan jangka panjang, penyakit tertentu dan lainnya.
  • Diare Akut. Diare ini umumnya terjadi dalam hitungan jam hingga 1 minggu. Gejala diare ini berlangsung cukup parah, bahkan bisa membuat penderitanya mengalami BAB lebih dari 5 kali sehari. Diare ini umumnya disebabkan oleh konsumsi makanan pemicu diare, stres, infeksi parasit, bakteri, dan virus.

Sebagai catatan, diare bisa ditangani di rumah dengan mengubah pola makan, dan konsumsi obat anti-diare.

Namun jika dalam 2 hari diare Anda masih belum reda, sebaiknya segera hentikan pengobatan dan segera periksakan diri ke dokter.

Kenapa Diare Bisa Sebabkan Kematian?

Diare menjadi berbahaya jika sudah menyebabkan dehidrasi. Pasalnya, saat tubuh kekurangan cairan, otomatis keseimbangan ion tubuh akan terganggu.

Imbasnya, kondisi ini akan menyebabkan fungsi organ dan jaringan tubuh menjadi terganggu, bahkan beresiko mengalami kerusakan.

Dalam kondisi yang sudah parah, diare yang menyebabkan dehidrasi akan menyebabkan berbagai komplikasi serius, mulai dari kejang, asidosis metabolik, gangguan fungsi ginjal, hingga syok hipovolemik berujung pada hilangnya kesadaran, atau bahkan kematian.

Dampak buruk dehidrasi ini bisa meningkat jika terjadi kepada Balita dan Lansia. Maka dari itu penting untuk memperhatikan tanda-tanda dehidrasi selama diare. Jika sudah mendapati urine berwarna pekat, demam, kulit kehilangan elastisitas, sebaiknya segera minta bantuan medis.

Tingginya kematian akibat diare umumnya disebabkan karena banyak orang menganggap enteng penyakit ini, sehingga saat pergi ke rumah sakit, pasien sudah dalam kondisi kritis.

Referensi:

  1. CDC. Diakses pada 2021. Diarrhea: Common Illness, Global Killer
  2. NCBI. Diakses pada 2021. Global Causes of Diarrheal Disease Mortality in Children
  3. NCBI. Diakses pada 2021. Acute Infectious Diarrhea in Children
  4. Mayoclinic. Diakses pada 2021. Dehydration Symptoms & Causes