Diare merupakan kondisi yang biasa terjadi pada hampir semua orang di dunia. Kondisi ini mengharuskan orang pergi ke toilet untuk buang air besar yang disertai dengan rasa sakit pada bagian perut atau mulas.
Bahkan pada kondisi tertentu disertai dengan muntah-muntah. Pendefinisian diare oleh WHO disebutkan jika seseorang mengalami buang air yang berbentuk encer atau cair sebanyak lebih dari tiga kali per harinya.
Meskipun kadang kala diare dapat sembuh dengan sendirinya, kondisi ini tidak bisa dianggap sepele.
Diperlukan penanganan yang tepat dan cepat untuk menghindari keadaan yang membuat tubuh kekurangan cairan.
Hal inilah yang menjadikan diare menjadi berbahaya dan beresiko mengancam keselamatan jiwa penderitanya.
Penanganan Pertama Saat Diare
Dehidrasi merupakan efek yang sangat berbahaya ketika diare terjadi. Untuk itu hal yang paling penting dalam menangani diare adalah memastikan tubuh tidak kekurangan cairan dan mineral.
Hal ini harus diiringi dengan pemberian obat untuk meredakan diare. Baik itu obat dokter ataupun obat tradisional yang sudah dipercaya secara turun temurun dan sudah teruji secara klinis.
10 penanganan pertama diare yang dapat kita dapat lakukan di rumah:
1. Minum air yang cukup dan sering
Ketika diare, tubuh mengeluarkan cairan secara berlebihan. Demikian pula mineral dan gizi yang terbawa bersamaan dengan feses yang berbentuk encer. Untuk itu kita harus menggantinya dengan memberikan cukup cairan.
Agar tubuh kembali ter-rehidrasi, cukupi kebutuhan ekstra tubuh akan cairan dengan meminum air yang bebas bakteri, seperti air kemasan atau air minum yang sudah dimasak terlebih dahulu sebanyak 8 hingga 10 gelas dalam satu hari.
Kita dapat mengkombinasikan air bening ini dengan air minum berelektrolit dengan kadar gula yang rendah. Minuman dengan kadar gula tinggi dapat memperburuk kondisi diare.
Hindari juga beberapa jenis minuman yang berefek buruk terhadap diare seperti minuman berkafein, bersoda dan beralkohol atau jus buah untuk penderita diare yang disebabkan fruktosa.
2. Memberikan Oralit
Untuk mengganti mineral dan elektrolit yang terbuang saat diare, kita dapat memberikan larutan oralit kepada penderita diare. Namun jika tidak tersedia, kita dapat menggantinya dengan membuatnya sendiri.
Caranya dengan mencampurkan 1 liter air dengan 2 sendok makan gula atau madu, seperempat sendok teh garam dan seperempat sendok teh baking soda (soda bicarbonate).
Jika tidak ada baking soda, kita bisa menambahkan lagi seperempat sendok teh garam.
3. Minum Air Kelapa
Selain menggunakan oralit atau minuman olahraga dengan kadar gula rendah, kita bisa juga minum air kelapa muda. Hal ini berguna untuk mengganti elektrolit yang hilang ketika diare.
4. Menggunakan obat yang dijual bebas dipasaran (OTC)
Saat ini sudah banyak obat diare yang tersedia dan dijual bebas tanpa resep dokter. Salah satu obat diare yang aman dan dapat dipilih adalah Entrostop, tersedia untuk orang dewasa maupun Entrostop Herbal untuk anak.
Entrostop untuk orang dewasa mengandung pectin dan attapulgite yang mampu mengatasi diare secara efektif. Obat ini membantu penyerapan cairan pada usus sehingga feses yang dikeluarkan akan lebih padat.
Bahan-bahan yang terkandung juga berfungsi mengurangi pergerakan usus sehingga mengurangi rasa nyeri di perut yang menyertai diare.
Lain halnya dengan Entrostop Herbal untuk anak, obat ini mengandung bahan-bahan alami yang relatif aman dikonsumsi oleh anak-anak.
Kandungan ekstrak daun jambu biji, teh hijau camelia, kunyit dan jahe merah menjadikan obat antidiare ini tergolong ampuh.
5. Mengkonsumsi Probiotik
Salah satu penyebab diare adalah ketidakseimbangan antara jumlah bakteri jahat dan bakteri baik di dalam usus. Ini juga mengindikasikan terjadinya infeksi akibat parasit dan bakteri pada saluran pencernaan kita.
Dengan menambahkan asupan yang mengandung probiotik pada menu makanan, dapat mengatasi masalah tersebut.
Probiotik juga dapat mencegah beberapa jenis diare tertentu. Apa sih sebenarnya probiotik itu? Probiotik adalah mikroba hidup dan ragi yang baik untuk kesehatan usus.
Mereka berguna untuk memerangi bakteri jahat di dalam usus agar jumlahnya berkurang dan menjadi seimbang.
Selain itu, bakteri baik ini membuat kita tetap sehat dan membantu fungsi kekebalan dan mengendalikan peradangan.
Untuk menambah bakteri baik di dalam usus, kita dapat mengkonsumsi beberapa jenis makanan yang mengandung probiotik.
Biasanya jenis makanan ini sudah melalui proses fermentasi, antara lain yogurt, butter, tempe, asinan kol dan kimchi.
6. Mengkonsumsi Air Jahe Merah
Rimpang jahe segar dapat dengan mudah kita temui di warung-warung yang menjual sayur mayur segar atau di pasar.
Jahe khasiat untuk mengobati berbagai penyakit. Kandungan antiinflamasinya mampu mengatasi pembengkakan dan mengurangi rasa sakit pada perut.
Penggunaan jahe untuk mengatasi gangguan pada pencernaan juga sudah menjadi tradisi yang turun temurun dan efektif.
Selain untuk mengatasi diare, air jahe dengan takaran tertentu dapat menghilangkan perasaan mual dan muntah-muntah.
7. Minum Teh Bunga Chamomile
Rasa nyeri dan kram yang disebabkan oleh diare dapat dikurangi dengan secangkir teh chamomile. Hal ini disebabkan oleh zat anti inflamasi yang terkandung dalam bunga ini.
Zat ini membuat pergerakan usus menjadi lambat dan rileks, sehingga rasa nyeri yang disebabkannya pun mereda.
8. Menerapkan Diet BRAT
Diare menyebabkan penurunan kemampuan tubuh dalam mencerna makanan. Untuk itu kita harus bisa memilih makanan yang mudah dicerna sekaligus membuat feses yang dikeluarkan lebih padat.
Diet BRAT terdiri dari pisang (Banana), nasi (Rice), saus apel (Applesauce) dan roti panggang (Toast). Nasi dan roti merupakan sumber karbohidrat sederhana yang mudah dicerna oleh tubuh.
Sehingga kedua sumber karbohidrat tersebut dapat diproses dengan cepat untuk menghasilkan energi. Sedangkan buah pisang dan apel berguna untuk memberikan asupan serat untuk membantu mengatasi masalah pencernaan.
Potasium yang terkandung pada pisang dapat membantu pencernaan dalam penyerapan cairan pada usus. Dengan begitu feses akan lebih padat.
Sedangkan apel yang mengandung pektin dapat mengurangi rasa nyeri dengan mengurangi pergerakan usus.
9. Memberikan suplemen zinc
WHO merekomendasikan penambahan asupan zinc dengan takaran tertentu dalam waktu 10 hingga 14 hari kepada penderita diare. Zinc dapat mengatasi kondisi diare terutama yang terjadi pada anak-anak.
10. Kunjungi Dokter
Jika frekuensi buang air tidak juga berkurang, terlebih feses yang dikeluarkan sudah bercampur dengan bercak darah sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Namun jika tanda-tanda dehidrasi sudah mulai tampak di awal-awal terkena diare, tidak perlu menunggu kondisi semakin parah.
Semakin cepat ditangani, akan semakin baik dan memperkecil resiko yang mengancam jiwa.
Referensi:
What is the Alternative to Commercially Prepared Oral Rehydration Solution (ORS) for the Treatment of Pediatric Dehydration? Koyfman MD., Alex. 2018. Medscape.
https://www.medscape.com/answers/801012-76356/what-is-the-alternative-to-commercially-prepared-oral-rehydration-solution-ors-for-the-treatment-of-pediatric-dehydration
Diarrhea Treatment. Med Reviewed by Gabriela Pichardo MD. 2020. Webmd.
https://www.webmd.com/first-aid/diarrhea-treatment
Diarrhea. 2020. Mayo Clinic. Retrieved 29 June 2021
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diarrhea/diagnosis-treatment/drc-20352246
How to Safely Treat Diarrhea. Rod Brouhard, EMT-P. 2019.Verywellhealth.
https://www.verywellhealth.com/how-to-treat-diarrhea-1298246
5 Methods for Getting Rid of Diarrhea Fast. Higuera, Valencia. 2019. Healthline.
https://www.healthline.com/health/how-to-get-rid-of-diarrhea-fast
Treatment for Diarrhea. Med Reviewed by Nayana Ambardekar, MD. 2019. Webmd.
https://www.webmd.com/digestive-disorders/understanding-diarrhea-treatment